SiPERINDUSTRIAN
Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran berdasarkan Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999, yang meliputi 5 kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 16 Tahun 1999, Kabupaten Kutai Timur dimekarkan menjadi 11 kecamatan, dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005 dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan dengan 133 desa dan 2 kelurahan. Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Nama berasal dari Sengatta atau Singa Kerta yang merupakan pimpinan yang berkuasa sekitar tahun 1812. Dia disebut demikian karena Kerta (nama asli pemimpin itu) adalah orang yang kuat, berbadan besar, tinggi, dan kekar. Kekuatannya yang dipandang melebihi manusia rata-rata dan digambarkan menyaingi kekuatan binatang buas seperti singa. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km atau 17% dari luas provinsi Kalimantan Timur. Secara administratif, Kabupaten Kutai Timur terbagi atas 18 Kecamatan yaitu Batu Ampar, Bengalon, Busang, Kaliorang, Karangan, Kaubun, Kongbeng, Long Mesangat, Muara Ancalong, Muara Bengkal, Muara Wahau, Rantau Pulung, Sandaran, Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Telen, dan Teluk Pandan. Secara umum Kabupaten Kutai Timur memiliki kondisi topografi yang bervariasi, mulai dari daerah dataran seluas 536.200ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha), hingga pegunungan (1,6 juta ha), tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar ton. Letak geografi wilayah Kabupaten Kutai Timur berada pada posisi 115A˚56’26” BT - 118˚58’19” BB dan 1A˚17’1” LS – 1A˚52’39” LU.Memiliki luas 35.747,50 Km2 atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur.Di batas Utara Kabupaten Kutai Timur bersisian dengan Kabupaten Bulungan dan Berau, pada sisi selatan, dipagari Kabupaten Kutai Kertanegara dan Bontang. Kutai Kertanegara seperti memeluk karena berakhir di bagian Barat Kabupaten Kutai Timur dan di Timur Kabupaten Kutai Timur terhampar Selat Makassar. Pada wilayah perairan Kabupaten Kutai Timur dengan panjang garis pantaisekitar 200 km, terletak dalam wilayah perairan Selat Makasar dan Laut Sulawesi dan juga bagian Laut Kalimantan Timur yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, sehingga posisi Kutai Timur menjadi strategis karena berada pada jalur transportasi laut internasional. Tidak mengherankan jika pemerintah provinsi Kalimantan Timur menetapkan kawasan Pembangunan Kawasan Industri berbasis pertanian dan Oleochemical Maloydan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Kutai Timur. Kawasan ini merupakan salah satu program Prioritas Pembangunan Nasional sebagaimana ditetapkan dalam Inpres No 1 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Prioritas Nasional Tahun 2010. Kawasan Maloy di Kabupaten Kutai Timur juga ditetapkan dalam Perpres 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai lokus kegiatan ekonomi utama kelapa sawit. Dalam menindak lanjuti penetapan tersebut Pemerintah Provinsi telah Membangun secara bertahap dan menyiapkan seluruh dokumen perencanaanya. Sumber daya alam yang merupakan salah satu penyangga perkonomian di Kabupaten Kutai Timur adalah sektor pertambangan khususnya pertambangan batubara. Dilihat dari Pereknomian Daerah, Kabupaten Kutai Timur tidak terlepas dari kontribusi sektor–sektor ekonomi yang mendukungnya. Sektor pertambangan dan penggalian terutama subsektor pertambangan non migas (batubara) masih merupakan pendukung utama perekonomian Kabupaten Kutai Timur.
KEK MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN
Berlokasi di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014. Kawasan ini kaya akan sumber daya alam terutama kelapa sawit, kayu dan energi didukung dengan posisi geostrategis yaitu terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). ALKI II merupakan lintasan laut perdagangan internasional yang menghubungkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi, serta merupakan jalur regional lintas trans Kalimantan, dan transportasi penyeberangan ferry Tarakan-Tolitoli, dan Balikpapan-Mamuju.
KEK MBTK diharapkan dapat mendorong penciptaan nilai tambah melalui industrialisasi atas berbagai komoditi di wilayah tersebut. Berdasarkan keunggulan geostrategis wilayah Kutai Timur, KEK MBTK akan menjadi pusat pengolahan kelapa sawit dan produk turunannya, serta pusat bagi industri energi seperti industri mineral, gas dan batu bara.
KEK MBTK ini diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp.34,4T dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 55.700 tenaga kerja hingga tahun 2025.